Minggu, 01 Februari 2009
Cerita bermakna
CERITA AMSAL
Rofinus Jas, SVD
Amsal 11:12
Anton adalah salah satu teman kelas kami waktu SMA. Anton termasuk orang yang sangat terkenal di kelas kami. Dia terkenal, karena setiap kali ada diskusi, Anton selalu tampil percaya diri. Dia sangat berani melontarkan pendapat-pendapat yang kerapkali menyimpang dari tema yang sedang dibicarakan. Akibatnya, setiap kali ada diskusi, pasti ada perdebatan yang menimbulkan masalah. Banyak argument Anton yang dinilai oleh teman-teman diskusi sebenarnya tidak benar. Namun Anton selalu membela diri dan merasa argumennya benar dihadapan forum. Ia kerapkali melontarkan pendapat yang kerap memunculkan persoalan baru. Dia juga terkenal sombong oleh teman-teman. Ia sok pintar, hebat, bahkan merasa lebih pintar dari teman yang lain. Ia juga suka mengolok-olok teman yang dianggap bodoh. Anton tidak sadar bahwa sebenarnya banyak teman yang lebih pandai dari dia di kelas kami, tetapi cenderung berdiam diri, tidak sombong, suka menghargai teman-teman yang lain, tidak berbicara sembarangan dan tidak sok pintar. Benar kata pemazmur mengatakan: “siapa yang menghina sesamanya, tidak berakal budi tetapi orang pandai berdiam diri”(Ams 11:12)
Amsal 16:2
Sr. Yunita pada waktu mudanya, terkenal suka membantu orang miskin. Ia suka meminta sumbangan, baik berupa uang maupun berupa barang-barang kepada donatur-donatur untuk membantu orang miskin. Ia kerapkali membuat proposal-proposal kepada pihak paroki, keuskupan maupun pihak pemerintah dengan intensi membantu orang miskin. Dalam waktu senggang, ia selalu mengunjungi orang-orang miskin di pinggir kota. Bagi Sr. Yunita, pekerjaan membantu orang miskin adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dia menganggap pekerjaan membantu orang miskin yang paling baik dan paling bijak. Dia gemar membagi sembako kepada orang miskin. Dia aktif menjadi tim relavan membantu korban banjir, gempa, Lumpur lapindo dan lain-lain. Dia sering kali diundang untuk memberikan kesaksian agar orang tergugah membantu orang miskin. Dia rajin mengumpul data-data orang miskin dan kemudian ia memohon bantuan kepada donatur agar membantu orang miskin dan lain sebagainya. Dia sering menulis di koran tentang apa ia lakukan selama membantu orang miskin dan lain-lain.
Namun sayangnya, ia jatuh pada kesombongan dirinya. Bayangkan, Ia tak segan-segan memotong 25% dari setiap sumbangan yang didapatnya dari donator-donatur untuk kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya. Bagi dia, itu hal biasa yang selalu ia lakukan selama ia mencari sumbangan kepada donatur. Anehnya, Sr. Yunita sama sekali tidak merasa bersalah bahkan perbuatan semacam itu wajar-wajar saja bahkan ia mengatakan setiap pekerja patuh mendapat upahnya. Benar kata Pemazmur mengatakan: “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangan sendiri, tetapi TUHAN yang menguji hati” (Ams 16:2)
Ams 19:4
Ada seorang yang sangat terkenal di desa kami. Ia bernama pak Yanto. Ia terkenal karena ia termasuk salah satu juragan kopi yang terkenal. Ia termasuk pembisnis yang sangat jitu melihat peluang dalam berbisnis. Setiap kali ia membuka usaha baru, ia selalu berhasil. Ia memiliki 60 hektar kebun kopi. Disamping itu, ia memiliki toko besi, memiliki restoran dan angkuntan umum. Tiap hari banyak orang datang ke rumahnya, baik kalangan petani yang hendak menjual kopi, polisi yang hendak menjaga usahanya, kalangan pejabat bahkan banyak biarawan yang sering bertamu ke rumahnya. Sebagai seorang katolik yang baik, ia membangun sebuah kapel mewah yang kerapkali digunakan untuk sembayang hari minggu. Ia sangat rajin ikut ibadat hari minggu. Ia juga termasuk donatur utama bagi seminari di desa kami. Apa pun kebutuhan untuk kepentingan gereja di desa kami, selalu ia penuhi. Ia sangat dermawan. Karena itu, ia sangat dikagumi oleh banyak orang di desa kami. Bukan hanya kalangan orang desa yang menghargai dia, tetapi kalangan pejabat bahkan kalangan biarawan pun sangat menghargai dia. Apa pun dia katakan, orang selalu mendengar dia dan percaya.
Siapa pun kalau menyebut nama pak Yanto di kabupaten kami, pasti orang langsung kenal. Bahkan siapa pun yang memiliki hubungan keluarga dengan dia, orang pasti menghargai mereka. Jika ada masalah yang berhubungan dia, orang pasti takut, karena ia memiliki kroni-kroni yang membantu dia. Pokoknya jika ada masalah apa pun yang berkaitan dengan pak Yanto, pasti ia selalu menang. Konon, ia memiliki kaki tangan yang tersebar di mana-mana. Ia sangat terkenal dan sangat disegani oleh banyak orang. Sehingga jangan heran jika tiap hari di rumanhnya selalu kerumuni banyak orang. Dia memiliki banyak karyawan, banyak kroni-kroni yang selalu berkunjung ke rumahnya. Setiap hari selalu ada pesta di rumahnya. Dia juga seringkali mengundang pastor paroki makan di rumahnya. Bahkan jika pastor parokinya “Berulang Tahun” pasti selalu dirayakan dirumahnya. Setiap hari minggu setelah sembayang, biasanya banyak Frater dan Suster singgah di rumahnya bahkan mereka selalu dijamu makan siang sebelum pulang ke Biara mereka masing-masing. Pokoknya pak Yanto terkenal sangat baik oleh siapa pun. Ia memiliki banyak sahabat dan kenalan.
Namun disisi lain, desa kami juga terkenal banyak orang miskin. Mereka biasanya menjadi buruh pak Yanto. Apa pun yang hasilkan dari ladang mereka selalu menjual kepada pak Yanto dengan harga sesuai apa yang ditetapkan pak Yanto. Mereka hidup sangat sederhana, rumah beratap alang-alang dan berdinding bambu. Jika ada kebutuhan yang mendesak, mereka selalu meminjam uang kepada pak Yanto dengan bunga yang cukup tinggi. Biasanya mereka meminjam uang kepada pak Yanto pada saat-saat belum panen dan kebutuhan anak-anak sekolah. Mungkin karena mereka miskin, jarang sekali orang berkunjung ke rumah mereka. Setiap kali ada kunjungan pastor paroki, tidak pernah ada kunjungan ke rumah mereka. Para Frater dan Suster pun, jika ada jadwal kunjungan di desa kami, tidak pernah mereka singgah di rumah orang-orang desa di situ. Mereka biasanya tidur dan nyinap di rumah Yanto. Mereka tidak peduli dengan orang miskin di desa kami. Mereka tidak peduli oleh banyak orang. Bahkan sanak saudara mereka yang datang dari kota, mereka kerap tidur di rumah pak Yanto. Benar kata Amsal mengatakan “Kekayaan menambah banyak sahabat tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya” (Ams 19:4).
Ams 27:17
Manusia adalah mahluk sosial. Manusia tidak pernah hidup sendiri. Ia pasti hidup bersama orang lain dan membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Manusia bertumbuh dan berkembang karena ada orang lain. Orang tidak bisa bertumbuh dan berkembang tanpa orang lain. Oleh karena itu, lingkungan, orangtua, saudara, teman dan orang lain sangat membantu seorang manusia dapat berkembang. Dengan pergaulan dengan orang lain, kita belajar banyak tentang kehidupan ini. Kita akan menemukan makna kehidupan ini karena ada orang lain yang membantu kita. Kehadiran orang lain sangat menentu kehidupan kita. Kita tidak boleh sombong mengatakan bahwa saya tidak membutuhkan orang lain dalam kehidupan ini. Kita bertumbuh dan berkembang secara baik dan benar sangat tergantung dengan siapa kita bergaul. Jika kita bergaul dengan orang yang baik, pasti kita baik. Sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang jahat pasti kita ikut jahat. Oleh karena itu, kita dapat bertumbuh dan berkembang menjadi manusia bijak, berkat hasil pergaulan kita dengan orang lain. Maka kehadiran orang lain, sangat membantu kita, menjadi manusia yang bijaksana.
Sebagai contoh konkret, ada dua orang gadis bernama Marta dan Mia di kampung kami. Marta termasuk gadis beruntung karena ia berasal dari keluarga yang baik. Keluarganya sangat beriman dan taat beragama, rajin ke gereja, doa lingkungan dan memiliki kebiasaan selalu doa bersama keluarga sebelum tidur serta suka membantu orang lain. Warisan kebaikan keluarga inilah yang diteruskan Marta dalam hidupnya. Sehingga ketika ia kuliah di Jakarta, ia menerus kebiasaan baik keluraganya, rajin sembayang, suka membantu orang lain dan akhirnya ia berhasil. Pokoknya ia tergolong anak yang beruntung dalam hidupnya. Sementara Mia berasal dari keluarga bermasalahan. Orangtuanya bercerai sehingga sejak kecil ia tinggal bersama neneknya. Semenjak kecil, Mia memang tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang dari orangtuanya. Akibatnya, ia jatuh pada pergaulan bebas dan akhirnya hamil diluar nikah. Pacarnya tidak mau bertanggung jawab dan membiarkan Mia memelihara anak hasil hubungan gelap mereka. Mia merasa hidupnya hancur dan akhirnya ia memutus anaknya diadopsikan kepada orang lain. Maka benar apa yang dikatakan dalam Amsal “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27:17).
Ams 29:1
Namun dilain-pihak, banyak orang kurang memperhatikan orang lain. Kehadiran orang lain, kerap tidak dipedulikannya. Ada orang yang tidak suka dinasehati oleh orang lain. Sebagai contoh Wawan. Wawan terkenal suka mengotot dalam hal berargumen, meskipun argumennya itu salah. Dia suka sekali mempertahankan pendapatnya yang salah. Ia tidak peduli teguran orang lain. Ia keras kepala dan sulit sekali menerima pendapat orang lain. Meskipun kita menunjukkan point-point kesalahannya, ia tetap ngotot mempertahankan pendapatnya. Sebagai contoh pada bulan yang lalu, ia mendapat tugas seminar Misiologi dan akan dipresentasikan dihadapan Dosen mata kuliah tersebut. Dalam makalahnya, kami melihat apa yang dia tulis sebenar salah. Kami mencoba membantu dia untuk memperbaiki makalahnya, karena makalah yang dia siapkan itu salah. Kami menasihati agar makalah yang dibuatnya harus direvisi kembali. Sebab isi makalah yang dibuat banyak sekali kesalahan-kesalahan, baik metode penulisannya, bahasa dan isi makalahnya. Namun ia tidak peduli pendapat kami. Ia tetap ngotot bahwa apa yang dia tulis dalam makalahnya benar. Akibatnya, ketika makalahnya dipresentasikan, banyak pertanyaan muncul dan ia tidak bisa mempertanggungjawabkannya. Akhirnya, ia tidak lulus. Benar bahwa “Siapa bersitegang lehernya, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi” (Ams 29:1).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar